Saya suka membayangkan saya ada di sana.
Setelah sekian kali berpindah kota dan negara dengan pesawat, saya mulai merindukan mimpi berjalan di daratan Eropa. Saya ingin dimanja dengan perasaan menjajaki dua kota yang berbeda tanpa merasa dibohongi langit; masuk pesawat, diputer-puter ngga jelas, lalu turun lagi. Siapa yang bisa menjamin kalau si pesawat cuma muter-muter di atas langit bertanah sama sementara semua orang di bawah sibuk mengganti suasana kota agar terlihat berbeda dan meyakinkan ketika nanti turun? Apalagi sesingkat-singkatnya pesawat, pasti makan waktu satu setengah jam-an. Nah, kan...cukup tuh buat ganti setting...
Makanya, saya pengen bisa merasakan pindah kota di tanah kecil Eropa ini dengan bis atau kereta. Maunya sih kereta, biar lebih santai dan kaki panjang saya bisa dihargai sedikit (apalagi harapan tentang kursi pesawat yang lebih luas karena orang sini tinggi-tinggi sudah pupus dari penerbangan pertama). Akhirnya kesampaian juga. Saya pindah dari Nice ke Florence pake bis.
Sayangnya, bis berangkat jam 2 malam. Walah! Serajin-rajinnya saya bangun demi melihat-lihat pemandangan, apa juga yang bisa dilihat malem-malem kecuali lampu kota. Cantik sih, tapi kan isi lagu 'Naik Kereta' ngga bilang kalau pemandangannya pake lampu kota.
Setelah 4 hari di Florence, ditemani seorang couchhost yang luarbiasa demen ngobrol dan berjiwa bebas, hari ini saya dan para kauan pindah kota lagi. Kami menuju Roma, kota terakhir sebelum akhirnya terbang pulang ke tanah tercinta besok sabtu. Tadi pagi, kami bangun tepat waktu, mandi tepat waktu, dan berangkat tepat waktu. Sayangnya, bisnya muter-muter keliling kota kaya delman si Pak Kusir (Hore! Saya ingat kalo supir delman itu namanya Pak Kusir!). Jadilah, sampai di stasiun sangat tepat waktu! Untung keretanya ngga tepat waktu, kami pun aman.
Dan, betul saudara-saudara! Kami pindah kota dengan kereta. Saya naik kereta di tanah Italia!!
Sekarang, iya...sekarang ini banget... saya lagi ada di dalam kereta. Duduk dekat jendela dan bisa melihat pemandangan kiri-kanan yang ngga pake lampu kota. Persis isi lagu 'Naik Kereta'. Kereta di sini ngga berisik, senderan kursinya beradab banget buat kepala saya dan lorongnya lebar. Ini kereta kelas dua kok, bukan eksekutif. Waaa, badan saya senang! Haha..
Yang bikin lebih senang lagi adalah kereta ini melewati banyak padang rumput, peternakan, gunung-gunung dengan pohon-pohon tak beraturan tapi cantik. Persis seperti jalan kereta Jakarta-Bandung, tapi lebih bersih memang. Mas-An ikut mendukung suasana, dia kasih saya lagu-lagu bernada Celtic dan musik pegunungan yang bikin otak kacang saya liar berimaji. Ah, andai ini tanah Skotlan atau Irland, saya pasti senyum lebih lebar dari sekarang.
It feels like I'm there already!
Waktu saya di Spanyol, saya ketemu koin dua Pence. Menurut kisah hidup yang kebetulan saya jalanin, setiap saya dapet koin satu negara, saya pasti berhasil menginjak negara itu. Saya masih ingat saya dapet koin Singapura dari salah seorang kerabat setahun sebelum saya pergi ke negara itu untuk pertama kali; dan menemukan koin Malaysia disana. Lalu kira-kira lima tahun kemudian saya berangkat ke Malaysia. Saya juga masih ingat salah satu murid kelas 5 di tahun pertama saya mengajar di sekolah, Daniel namanya, datang ke saya pagi-pagi dan bilang, "Miss, I know you would like to visit French. And I know you will 'cos I have French coin for you! So, tell me when you get there..." Yep, saya sudah ke Prancis, dan saya pasti akan lapor sama Daniel kalau saya sudah memenuhi kawul saya, mengembalikan si koin ke kotanya.
Nah, itu berarti sebentar lagi saya pasti akan mendatangi tanah Skotlan dan Irlan!! Kan saya sudah punya dua Pence... *nyengir*
SiKriwilMasihSukaNgimpi
-Trenitalia, 05/07/12, 11:45 waktu orang sini-
Published with Blogger-droid v2.0.3
No comments:
Post a Comment