hidup ga bisa ditebak, jadi tetaplah berlari!
(^_^)

Monday, December 19, 2011

The Livehood of Travelling Shoes

Heiho! Libur t'lah tiba!

Hehe, senangnya... *senyum-senyum*
Saya mau kembali ke kota kawul (bukan kota mimpi, itu mah nanti Juni 2012 *fingercross*). Masih inget ga kalo saya pernah janji sama diri sendiri ga akan ganti sepatu traveling saya sebelum tanah Melaka terinjak lagi?

Saya pasti masih inget. Liburan awal tahun ini, saya pergi ke Kuala Lumpur bareng 3 temen sekolah saya. Di hari kedua (tepatnya malam pertama sesampainya di sana), saya berhasrat belok ke Melaka, kota tua yang katanya cantik banget. Well, kalo ga diliat pake mata kepala sendiri mana tau bener ato ga, betul?


Jadi, saya mengkol ke Melaka. Temen-temen saya pun akhirnya ikut. Dan kami ngacai sehari semalam disana. Kota itu beneran cantik! Dinding-dinding merahnya kokoh menyala seakan mau teriak kalau dia sudah ratusan tahun berdiri disana. Pohon besar di depan Stadhuy dengan ramah menari-nari diantara suara burung camar. (EDUN! Romantis amat gaya gue!) Dan kali, eh sungai, eh ga tau apalah itu..., yang warnanya kaya Ciliwung tapi bisa tetep cantik gara-gara jembatan-jembatan bergaya barat. Huaaa...


Saya jatuh cinta!
Iya, seperti yang saya bilang awal tahun ini; saya jatuh cinta sama kota ini. Melaka. Cantik ya namanya.. *senyumsenyum*
Kota ini yang bikin saya akhirnya menyadari kalo sepatu traveling saya udah amit-amit bututnya. Hehe. But I, then, promise myself that I will never buy new traveling shoes sebelum kaki saya menginjak tanah Melaka lagi.


Saya bukan orang dengan seribu rencana, ato traveling junkies yang harus pergi tiap liburan (well, maunya sih gitu, cuma yah hidup kan tergantung isi kantong, hehe). Saya cuma punya terlalu banyak mimpi. Tapi saya serius mau balik ke Melaka, sama seriusnya seperti saya mau menginjak negeri mimpi tahun depan. Serius banget! *beungeutseriuspersen* 


Maka, berbekal rupiah yang cukup dan dolar terbata-bata beserta ringgit sebanyak-banyaknya, saya nyatakan saya berangkat ke Melaka! Mengejar mimpi saya yang tertinggal di sana; kawul biar boleh ganti sepatu butut yang udah udzur ini (saking udzurnya, dipake aja udah rapuh kaya mau habis jadi debu, ckckckckckck).


Bekpek coklat praktis (alias tas sekolah)? Cek!
Jins plus kaos? Cek!
Cincin, gelang, kalung ajimat? Cek!
Sepatu butut? Cek!
Paspor? Cek! (belum pernah dikeluarin dari tas sejak rencana perjalanan semakin matang, hahahaha)


Cihuy! Saya cabut dulu mengejar kawul!!


-Si Kriwil kembali ke tanah melayu-
ps: ketinggalan peta dan alamat?? itu baru seru! *barusampepondokan*



No comments:

Post a Comment