hidup ga bisa ditebak, jadi tetaplah berlari!
(^_^)

Sunday, June 5, 2011

Kumpulan Mimpi - (objektifitas yang subjektif)


Nama saya Yusni. Saya suka ngimpi. Ngimpi jadi apa aja, ngapain aja, kapan aja, dimana aja.

Buat saya, dunia itu tak berbatas. Otak saya yang mungkin kadang membatasi dunia, bukan hati. Hati saya bebas, dia terbang kemana pun dia mau. Dia melayang tak berbatas, tak kenal takut. Sky is the limit. Berbeda dengan otak, dia sering mendominasi dunia dengan pertimbangannya. Well, otak dan hati boleh tak sejalan, tapi dunia tetap tak berbatas. Sungguh.
Makanya saya suka ngimpi.
Tidur.
Bermimpi.
Lalu bangun.
Dan menapaki mimpi.
Perlahan memang; otak saya tak sepandai itu untuk menciptakan mesin jet pengejar mimpi dan hati saya tak segagah itu untuk tegak di tiap badai. Tapi percayalah, saya menapaki mimpi.

Seperti hari ini, sekali lagi mimpi siang bolong saya terjadi. Mimpi kecil, tapi seperti saya bilang dulu di Kumpulan Mimpi entah keberapa, kecil bukan berarti tak berharga. Ngimpi pengen menang kuis juga gpp, hehehe...yg penting beneran menang en dapet tas seharga.malas.disebutin.tapi.bangga.nyebutinnya. HAHAHAHAHA..
Hari ini, mimpi kecil saya waktu masih kuliah kejadian lagi. Saya pengen banget ngerasain jadi penilai yang dinilai, jadi orang yang pertimbangannya dinilai orang lain dan objektifitasnya diakui. Saya pengen jadi juri.

Well, ini sih bukan kali pertama saya jadi juri. Sering, tapi tiap momen beda banget rasanya. Tiap kali nge-juri, saya selalu memilih 'dekat' dengan panitia acara (seperti diketahui bersama, orientasi si Kriwil adalah hubungan, bukan pekerjaan. Jadi ditiap kesempatan, anda bisa lihat si Kriwil ini lebih menomorsatukan hubungan dibanding laporan ato kertas-kertas bertebaran. -red.). Nge-juri kali ini juga demikian, saya 'dekat' dengan panitia. Pernah sekali saya nge-juri cuma sekedar datang, duduk, dibacakan profilnya, mendengar group2 itu bernyanyi sambil berusaha 'merayu' saya memberi nilai tinggi, lalu berargumentasi dgn juri lain, makan, dan pulang. Saya lupa kapan, tapi serius saya ga suka. Hahahaha, buktinya saya bahkan ga inget itu acara apa. Yang saya inget cuma rasanya ga enak, kaya orang asing!

Begitulah. Jadi hari ini saya nge-juri lagi. Keuskupan Bandung punya acara besar tentang Budaya dan Nilai-Nilai (temanya beuradz..), dan mereka buka kesempatan buat Orang Muda Katolik se Bandung Raya (sampe yg di Majalaya aja dateng, SALUT!) untuk unjuk gigi. Apa yg saya nilai? Ya apa lagi kauan2, tingkat kegilaan mereka tentunya. Hahahaha, orang gila kan hanya bisa dinilai oleh orang gila. Kalo mereka ga cukup gila ya berarti ga bisa saya nilai. *gubrak!

Well, eniwei baswei, saya ga mo banyak bicara ttg mimpi saya ini. Saya lebih suka bicara ttg belajar apa saya dari mimpi; krn mimpi ada buat ditapaki, dan tapak ada untuk dipelajari. Hari ini, selagi menjuri dan mengakrabkan diri dengan para panitia yg saya baru ketemu dua kali itu, otak kacang saya penuh dengan ide ttg objektifitas. Sanggupkah manusia2 berotak kacang yang hidup bagai gumpilan tahi di bola dunia menjadi objektif menilai gumpilan lain?
Saya meragukannya.

Masakan manusia bisa menjadi adil? Jika memang demikian, maka palsu pernyataan yang berani2nya berkata bahwa Nabi Sulaiman dihargai karena kemampuannya menjadi adil. Bukankah beliau hebat karena mendapatkan apa yang gumpilan tahi lain tak dapatkan? Jadi bagaimana caranya menilai bahwa yang satu lebih hebat dari yang lain? Kan saya bukan Tuhan yang mampu dipuaskan dengan hati; mana saya tau isi hati orang. Saya cuma melihat apa yg terlihat, mendengar apa yg terdengar, dan menilai apa yg telah disepakati untuk dinilai. Berdasarkan apa? Ya berdasarkan perjanjian2 yg dibuat atas subjektifitas manusia lain, termasuk saya. Penilaian ada karena ada peraturan, tanpa itu apa lagi yang bisa dilakukan. Jadi, sebenarnya juri pun tak mampu objektif, tak pula mampu menjadi adil. Kami hanya bergerak berdasarkan kotak yg diberi dan perjanjian yang disepakati. Selebihnya, walahualam!

Tapi saya tetap menjuri; bukan karena sok jago, hanya karena tugas memanggil.
Yah, bisa jadi otak kacang saya ini salah, besarnya aja cuma segede kacang. (^_^)

-Kriwil.kritis.sedikit.jahil.macam.iblis.-
-Sunday, May 29, 2011 at 8:18pm-

No comments:

Post a Comment