hidup ga bisa ditebak, jadi tetaplah berlari!
(^_^)

Thursday, May 9, 2013

...tetapi hati memberimu arah (...the unfinished)

"Melihat ke luar kamu bermimpi, melihat ke dalam kamu terjaga.
Mata memberimu penglihatan, tetapi hati memberimu arah..."




Nama saya Yusni; dan iya, saya memang punya banyak mimpi.

Saya sering bermimpi jadi kupu-kupu yang bisa terbang bebas kemana pun; bukan burung, karena menurut saya kupu-kupu lebih lincah. Saya berharap bisa menjadi air yang mudah mengalir kemana saja, bahkan menembus bebatuan. Tahu ngga kalau betis saya besar? Iya, betis saya besar! Sepertinya betis saya ini sengaja dibuat besar biar saya bisa kuat jalan; karena saya ternyata bukan kupu-kupu dan tak pernah bisa jadi air. *dang!*

Setelah lelah menabung dan menggantung harap demi menginjak tanahnya para messieurs dan mesdames, saya kangen menciumi bau tanah Indonesia. Saya mupeng ingin bergerak keluar kota Bandung yang padatnya mulai menyerupai Jakarta. Enaknya jalan-jalan di Indonesia itu banyak, pemandangan masih indah, liburnya ga perlu lama-lama karena jarak masih cukup dekat, dan kantong ga perlu bolong atau nabung kelamaan cuma makan nasi plus ikan asin. Jadi, melihat ada tinta merah di kalender sekolah, saya dan adik langsung booking tanggal plus hunting pesawat murah. Maka, terbanglah kami ke Tapanuli Utara. Hasek! Si Kriwil pulang kampong!!

Demi memperpanjang waktu jalan-jalan, pulang sekolah saya langsung terbang ke Medan. Setelah delay 2 jam, plus proses masuk pesawat yang tersendat-sendat, belum lagi padatnya antrian pesawat yang mau take-off (ada apa dengan para pesawat ini??), dan tambahan kecil cuaca buruk, akhirnya pesawat saya bisa terbang! Sampai di Medan tengah malam dan langsung kebut ke DolokSanggul, salah satu kabupaten di Tapanuli Utara yang sudah mulai meng-kota. Jaraknya kira-kira 5 jam dari Medan, kalau pakai istirahat di Parapat ya...

Kaget saya melihat jalan di daerah itu sudah mulai lebar dan bagus. Beneran bagus! DolokSanggul sudah mirip Jatinangor di tahun awal kuliah saya; tinggal di tambah apartemen di belakang satu-satunya Pom Bensin kota kayanya bisa mirip Jatinangor jaman ini. Wah, seingat saya baru 4 tahun kota ini saya tinggal, tapi kok berubahnya luar biasa cepat ya... Tambah lagi saya kaget, masuk ke kampung saya di Sanggaran Full pakai mobil! Alias hiking naik turun gunung  kira-kira 4 jam macam ninja Hatori itu sudah ngga  berlaku lagi. Bahkan kerabat-kerabat saya yang masih tersisa di kampung pun sudah malas berjalan kaki, rata-rata bermotor. Ah, kayanya kalau nanti saya bawa anak saya pulang kampung, mereka ngga lagi ngerasain enaknya jatuh di atas tahi kuda! Haha..

Saya kangen menerabas hutan, kena baret-baret ranting pohon dan paku-pakuan, istirahat sambil main air di Aek Na Rara, nangkep kepiting darat di balik batu kali, dan -seperti yang saya bilang tadi- ngga sengaja jatuh di sela-sela batu lalu mendarat di atas tahi kuda! Hahaha... Itu pengalaman tak tergantikan. Saya baru tahu kalau tahi kuda kampung ngga sebau tahi kuda kota, apalagi tahi kuda di Jalan Cilaki, Bandung. Bau! Kata Bapa saya, itu karena kuda kampung makannya cuma rumput. Lah, memang kuda kota makan ayam goreng??

Walau kampung ini sudah makin meng-kota, satu hal tidak berubah; cantiknya kampung saya tetap sama. Belum ada yang mengalahkan lekungan gunung cantik dihiasi hutan kemenyan yang lebat.  Belum ada yang menandingi desir aneh yang selalu muncul tiap saya kembali ke tanah yang mengalirkan setengah gumpalan darah dalam diri saya. Belum ada tempat lain yang bisa bikin saya kangen sampai mampus hanya demi menginjakkan kaki di tanah ini lagi.



Iya, saya memang pemimpi. Mata saya tertuju jauh ke depan sedang tubuh saya masih saja berdiri di sini. Untuk saya, mimpi adalah awal dari perjalanan; dan otak kacang ini bisa memimpikan beribu harap tentang hidup dan pencapaiannya. Lalu, setelah itu apa?
Kaki saya memang belum menapaki seluruh sudut dunia, tapi kali ini, kembali pulang ke tanah leluhur saya membuat hati saya tertoreh. Apa sebenarnya arti sebuah perjalanan?

Nama saya Yusni; dan saya memang pemimpi.
Kali ini saya bermimpi untuk tetap menatap hati dan mengerti kenapa hati tak seharusnya pergi...

-02/04/2013-

ps: jangan pernah bawa sendal cantik pergi naik turun gunung; hanya ada dua hal yang mungkin terjadi, sendalmu putus atau kakimu keseleo!! #pembelajaran

No comments:

Post a Comment