hidup ga bisa ditebak, jadi tetaplah berlari!
(^_^)

Saturday, May 11, 2013

Euro2012 - Kawul Kriwil

Pergilah, pergi! Jajaki negeri dimana mimpi membawamu kembali...
-SiKriwil-


Saya pernah berjanji pada diri saya sendiri untuk memberi hadiah buat otak kacang tukang penasaran yang tumbuh berdenyut di dalam tempurung belakang otak saya sebuah perjalanan serius menapaki kota yang dulu sering saya pelajari di kuliah. Masa' tujuh tahun harus belajar bahasa dan budaya (sampai sejarah dan politiknya juga) negara Mas Napoleon tapi ngga pernah coba kentut langsung di tempatnya sih, begitu pikir saya kala itu. Belum lagi ditambah dengan hasrat jalan-jalan saya yang suka ngga ketulungan dan jarang sadar kantong, dan seorang teman jalan-jalan baru yang kebetulan lagi napsu mau melancong nekad ke tempat baru. Mau coba-coba survey tempat tinggal masa depan katanya.


kereta perjalanan Nice-Florence
Maka, jadilah saya dan teman saya -mari kita sebut saja namanya Icus (bukan nama tak sebenarnya), yang berkocek tak seberapa ini berkawul untuk pergi ke Eropa dua tahun kemudian. Demi mewujudkan mimpi gila itu, kami pun ikut program tabungan bank yang cukup sadis memotong separuh penghasilan. Hasilnya, kami rajin makan di sekolah dan tak pernah makan malam. Untung kami sama-sama bekerja di sekolah yang rajin ngasih makan pagi dan makan siang; tinggal makan yang banyak lalu dilanjutkan program puasa malam. Lumayan bantu-bantu ngecilin ukuran kaki raksasa saya!

Jujurnya, saya belum pernah nabung sampai selama itu. Paling lama satu tahun, itu juga berjumlah kecil dan langsung habis tiap ada liburan. Melihat kegigihan kami menabung, satu tahun pertama saya sangat optimis kalau kami pasti berangkat, apapun resikonya. Awal tahun kedua semangat saya mulai turun. Kayanya saya mulai cape ngga makan malam plus ngga kongkow kemana-mana. Belum lagi tiap ada liburan atau tanggal merah, saya terpaksa makan hati cuma denger kisah teman-teman saya yang pergi ke sana-sini menyegarkan jiwa sebelum terperah lagi di tahun ajaran berikut. Aaa!!! Siksa batin macam apa yang Kau beri pada hambaMu ini, Tuhan??? Mengapa kurs Rupiah sangat kecil di mata Euro?!! *garuk-garuk tanah*

Kalau bukan karena Icus yang sudah kepalang basah kejebur niat segede laut, saya pasti sudah menyerah. Iya sih, mulut saya masih sering ikutan bicara soal rencana perjalanan; mau kemana aja, naik apa, tidur dimana, sampai gaya travelling model apa yang bakal kami lakoni. Tapi hati saya mulai ciut... Saya ingat dulu pernah baca buku salah satu orang nekat yang pergi keliling Eropa dengan modal 1000 Euro, tapi itu dulu waktu Euro masih sepuluh ribuan. Lah, sekarang kan udah naik hampir 40%-nya. Belum lagi harga-harga pasti tambah mahal.

Tiba-tiba, akhir tahun 2011, kami dapat angin segar. Ada tiket murah! Cukup murah untuk hitungan keluar masuk dari negara berbeda. Ngga cuma itu, saya dapat kejutan lain. Kira-kira bulan April tahun berikutnya (tepat ketika saya mulai jiper lagi ngeliat kurs Euro yang merambat naik dengan pasti), saya dapat hadiah ulang tahun in-advance. Tiket gratis masuk Disneyland Paris. Whew!! Saya langsung senyum-senyum senang macam menang lotre, lalu lari-lari keliling sekolah demi memberi laporan singkat pada para kawan sejawat. Lumayanlah, kalau nanti ngga jadi pergi, yang penting udah bikin iri satu bangsa gara-gara dapet tiket gratis dari Pak Disney! Hehehe...

empang disana punya patung emas ditengah! 
Mendekati libur panjang akhir tahun, tepat ketika saya mulai ragu lagi, visa yang diurus dari jaman kuda masih gigit empal gentong pun belum berbalas dan malah memberi ciri-ciri ditolak. Tabungan tak bergerak saya kurang dari jumlah yang diminta travel, tempat menginap sempat diragukan, plus muka saya yang kayanya kurang meyakinkan imigrasi. Mungkin mereka pikir saya ini bakal nge-gembel di sana. Well, memang itu sih rencana kami, hehe...

Eh, tapi jangan salah! Katanya berkat selalu mengikuti orang yang niatnya tulus dan usahanya kuat. Tepat dua hari sebelum tanggal keberangkatan pesawat, saya memutuskan pulang ke Jakarta. Sudahlah, mungkin memang bukan sekarang waktunya pergi menjambangi gerbang emas Pak Louis, begitu pikir saya. Toh hidup masih panjang, masih banyak kali lain. Saya masih ingat rasanya ketika duduk di mobil sewaan menuju ke Jakarta (sejak saya punya anjing, saya harus bawa dia balik ke Jakarta tiap libur panjang. Terpaksa sewa mobil deh...) dan mendapat telpon dari salah satu teman lain yang memutuskan untuk ikut aksi jalan-jalan nekat ini. Begini katanya, "Woi, mbak brow! Visa diterima! Siap-siap berangkat ya! Gue sama Icus lagi mau belanja ransoom, lu jangan lupa bawa Bumbu Manullang biar bisa masak di sana!!"

Dan saya minta bapak supir baik hati itu balik ke Bandung. Yak! Saya mau kentut di Eropa!

kedatangan si kriwil (dan kriwil-kriwil lainnya...)

No comments:

Post a Comment