Sang Hikmat bertanya,
dimana dia yang kau ambil dalam hatimu?
Disana, dia disana…
di tempat yang tak lagi terjangkau oleh tanganku
di sudut yang tak lagi terlihat oleh mataku
disana dia,
dibuai manis entah angin dari mana, angin yang datang dan pergi tanpa bertanya padaku
dibelai perlahan oleh harumnya wangi tubuh nirwana lain yang beku
Sang Hikmat bertanya,
lalu apa yang kau lakukan disini?
Lekam tubuhku didera panasnya surya menunggu dia kembali
layu jiwaku mengering teruap cahaya yang perlahan membuatku mati
lalu, habis aku dalam terpaan angin nurani
Sang Hikmat tersenyum,
hidup memang tidak hanya 20 tahun, sayang…
No comments:
Post a Comment