hidup ga bisa ditebak, jadi tetaplah berlari!
(^_^)

Sunday, May 15, 2011

Jadi, ya sudah saja...

Nama saya Yusni. Saya punya banyak mimpi, kebanyakan sampe sering ga bisa bangun pagi. Hihihihi...

Contohnya hari ini, saya baru bangun! Huahahahaha... Bener2 deh saya. Mimpi saya banyak sekali semaleman tadi. Saya sampe kebingungan gimana inget2nya, banyak banget! Seru semua lagi.
Oh, iya, si mama bikin opor ayam ala Batak. Tadi pagi dia bilang (kynya mungkin krn ga berhasil bangunin gw, hehe) dia sisain the best part for me, hihihi. Jd saya makan dulu ya, kauan. Nanti saya lanjutin!

...
Wah, enak banget! Jadi senang! (^_^) Well, mari lanjut bercerita.
Salah satu mimpi saya tadi malam (agak blur juga ini dialami waktu malamnya ato waktu paginya ato waktu siangnya) adalah rencana saya buat memanaskan kota Kuala Lumpur dgn pantat besar saya. Wah, senang..senang.. Sebentar lagi berangkat! Mungkin itu yg bikin saya kebayang2 terus sampe masuk mimpi. Saya udah ga sabar menginjak tempat baru lagi, belum lagi ada rencana (seperti biasa) bermalam di kereta. Kan saya mau tau apa rasanya naek kereta Malaysia semaleman. Mugi2 saya ga dengar ada orang ngomong INDON, wah kl sampe ada...HAJAR!! Hahaha...

Saya juga mimpi kl saya jadi tenar beneran, gara2 (semacam diragukan kemungkinan ini bisa terjadi sebenarnya, hehe) saya langsung beres blog dan buku saya tiba2 udah jadi. Wah, senangnya. Hihihi... Eh, saya udah pernah bilang belum knp saya pengen tenar? Sebenernya bukan dikenal orangnya yang penting, tapi kenyataan bahwa akhirnya saya berani membuka diri saya dan membiarkan orang lain melihat hasil karya saya, anak saya sendiri. Gitu deh, aneh ya... Hahaha... Yah, kan orang emang aneh2. Saya ini jenis aneh yg begini, anda jenis aneh yg begitu. Ya sudah saja. (^_^)

Saya juga mimpi pergi ke Bandung, sesuai rencana saya. Tapi tadi malem pas pulang saya putuskan untuk tinggal di rumah, soale 2 adik baru saya mau main bareng saya katanya. Wellit's holiday. It's family time. Ya sudahlah...
Mimpi saya yg lain adalah saya bikin proyek baru. Hahahaha, proyek terus ga kaya2. Hihihi... Wah, banyak deh mimpi saya malam-pagi-siang tadi. Susah diceritain satu2..

Satu hal yg saya pelajari dari cara saya hidup adalah bahwa saya ini ga bisa maju tanpa mimpi. Harus ada kepengenan dulu baru bisa jalan. Saya pengen A, baru saya jalanin semuanya biar si A dapet. Saya pengen B, baru saya kejar2 sampe mampus. Jarang (biasanya sih) saya berhenti sebelum dapet, tapi saya juga bukan orang yg ngotot2 amat. Karena menurut saya, waktu punya andil yg besar dalam hidup. Pengejaran pertama bisa jadi pendapatan terakhir, atau sebaliknya, kepengenan saya yg paling akhir bisa jadi yang pertama saya dapatkan. Intinya, saya mengejar, saya melakukan, biar waktu yg menjawab. Biasanya, hasil selalu ditentukan oleh ketetapan hati saya, jadi ya sudah saja. Hehehe...

Pak Tua tau benar tampaknya kalo saya ini manusia mimpi, ga bisa gerak tanpa mimpi. Tapi saya juga traveler. Ga cuma suka jalan2, tapi hidup itu sendiri buat saya adalah perjalanan. Saya bisa bergerak kemana aja dan mencari apa aja, bahkan hal2 yg mungkin menurut orang ga keren2 amat bisa jadi keren di mata saya. Saya belajar dari apa aja dan berani merasakan apa aja karena begitulah cara saya belajar. Saya bukan orang yg menumpuk sesuatu yg riil, dan membangunnya menjadi besar. Setiap hal riil yg ada pada saya adalah buah mimpi atau sekedar mimpi yg jadi nyata. Saya membangun mimpi dan belajar mengecap mimpi.

Itu sebabnya, kaya di mata saya adalah berbeda. Jarang saya berhasil menumpuk uang banyak, atau akhirnya memutuskan membeli barang2 mewah. Jarang pula saya berhasil menetapkan hati untuk pindah ke tempat2 kerja yg hasilannya lebih banyak, lebih besar dan lebih bergaya. Biasanya, saya sendiri yg menutup pintu itu. Banyak macam alasan, tapi yg sering sekali menjadi alasan terbesar adalah cara hidup. Saya bukan orang yg suka di patok waktu, karena waktu bicara lebih banyak ketika dia tidak diikat. Begitulah.. Mungkin itu sebabnya banyak orang bilang saya ini liar. Gapapa deh dibilang begitu, karena setiap orang spesial dengan caranya masing2 dan setiap orang seberharga titisanNya. Jadi ya sudah saja.

Hari ini saya bertambah kaya. Pengalaman mengajar saya hal baru. Lebih tepatnya belajar kembali dari masa lalu dan mendapati banyak hal2 baru. Saya suka karena saya belajar, tapi dengan jujur saya katakan, saya tidak suka prosesnya. Proses itu selalu menyebalkan, ya... Dia tidak pernah tampak menyenangkan, dia selalu menjadi si-muka-jahat. Tapi, sekali lagi, ya sudah saja. Tidak suka bukan berarti tidak mau dijalani. Pantang bagi saya untuk menjawab tidak mau pada pengalaman, apalagi berkata tidak bisa. Karena pengalaman itu sangat perasa, dia tidak bisa ditolak. Sekali anda menolaknya, dia akan pergi begitu saja dan belum tentu anda bertemu dengannya lagi. Jadi, saya tidak suka, tapi ya sudah saja. Saya mau belajar sesuatu, maka saya bisa.

Saya berani bilang saya ini manusia yg masih bodoh, itu sebabnya bijak adalah pengejaran saya. Bijak adalah kekayaan bagi saya, dia adalah mahkota dan kebanggaan untuk saya. Saya memilih dia diatas pengetahuan. Hari ini saya sedang belajar menjadi bijak. Belajar untuk mengerti bahwa manusia itu sungguh berbeda, dan menghadapi tiap individu itu sungguh spesial. Saya ga bisa menyamakan tiap orang dan memperlakukan setiap orang dgn cara yg sama. Tidak adil sekali. Saya bisa menarik garis lurus bagi dunia dan menghadapi semua orang dengan cara yang sama dan batasan yang sama, tapi saya rasa itu membuat saya tidak bisa melihat bahwa manusia sungguh berbeda satu sama lain. Ketika saya menoleh ke belakang dan melihat bagaimana diri saya ditenun, saya menemukan bahwa Pak Tua tidak sekalipun menyamakan saya dengan yang lain. Dia membuat saya seperti si-saya, mengajar saya dengan cara si-saya, menetapkan standar yg memang untuk si-saya, menyiapkan batasan yg hanya untuk si-saya. Sekali lagi saya mengerjap dan mencari, tidak pernah ada si-saya yg dipaksakan sama seperti orang lain.

Dan saya menghargai diri saya sedemikian rupa. Saya memang berbeda, seperti orang lain juga berbeda. Bijak berkata pada saya pagi ini (ketika saya terbangun dan memilih melanjutkan tidur saya), tidak ada batasan yang sama untuk tiap orang, karena mereka berbeda, tetapi sewajarnya dirimu bersiap karena memilih selalu beresiko. Iya, saya sadar, memilih selalu beresiko. Dan selalu ada keputusan yg siap untuk dipilih tiap hari. Jadi, mau ga mau saya memang harus memilih. Saya hanya butuh menyiapkan hati, karena tiap pilihan punya konsekuensi yang berbeda. Ah, andai semua orang mengerti dan mengecap ini setiap saat, mungkin konsekuensi tiap pilihan akan terasa lebih mudah, karena kita tahu bahwa orang lain mengerti mengapa kita memilih demikian. Sayang, salah satu konsekuensi pilihan adalah bahwa tidak semua orang mengerti. Mengapa? Karena, sekali lagi, setiap orang itu berbeda. Tak ada latar belakang yang sama dan tak ada jiwa yang sama. Jadi, justru wajar jika mereka tidak mengerti, karena saya memang spesial. Jadi, ya sudah saja.

Si-saya belajar banyak hal kemarin dan si-saya memutuskan untuk memilih menjadi bijak. Kebijakan yg mungkin bukan kebijakan orang kebanyakan. Kebijakan yg membuat saya terpaksa harus sangat berhati2 dengan hati. Kebijakan yg pasti, in some point, membuat saya tampak bodoh di hadapan orang lain. Tapi saya sedang berusaha mengerti dan saya mau mempelajarinya. Saya ingin hidup saya bertambah kaya. Jadi, ini yg saya lakukan. Menjadi jujur atas kekecewaan saya tetapi tidak membuatnya menjadi dasar untuk saya mengambil keputusan. Jadi, saya belajar jujur walau mungkin itu akan membuat saya kehilangan banyak hal. Tapi saya sudah belajar hal lain lagi. Hal baru. Jadi, ya sudah saja.


-Gudang Mimpi, 15.00-

Ternyata merasakan hidup sebagai suatu pengalaman dan mengambil pelajaran darinya, sanggup membuat diri tidak terlalu ekstrim kanan ataupun ekstrim kiri. Jadi, ya sudah saja. (^_^)

-Wednesday, December 29, 2010 at 2:13pm-

No comments:

Post a Comment