hidup ga bisa ditebak, jadi tetaplah berlari!
(^_^)

Wednesday, August 3, 2011

Saya Hanya Ingin Menulis

Saya ingin menulis!
SERIUS!

Saya mau banget bikin notes baru yang bisa ungkapin semua isi otak saya kali ini. Hutang tulisan saya sudah banyak sebenarnya. Saya belum tulis kisah saya bareng Daniel Sahuleka, belum tulis kenekatan saya untuk settling down, belum tulis betapa takutnya saya sama yang namanya kredit dan malah berani-beraninya mengikat diri bertahun-tahun dengannya. Banyaklah...

Dan hari ini, setelah seharian berkutat dengan edit-mengedit plus aransemen-aransemen menumpuk, lalu tenggelam terlalu dalam di chat bersama seorang teman yang baru aja selesai mempublikasikan blognya di situs buku-muka, saya terinspirasi lagi akan hidup. Sayangnya, saking terinspirasinya, jiwa romantis saya mendadak tinggi dan semangat saya melonjak naik. Saking naiknya, otak saya bingung mau nulis apa, hahahaha... Jujurnya saya ini lagi takut banget, si penakut ini lagi menghadapi tembok besar lain dan ditantang hidup untuk melabrak maju. Mana bisaaa...

Saya ini peragu, jiwa ksatrianya tipis setengah mati. Saya terlalu penakut untuk berani nekat dan terlalu lemah untuk berani melabrak, hingga biasanya saya akan duduk manis di sudut kamar mengkhayalkan segala kemungkinan yang seharusnya berani saya lakukan. Ada masa dimana akhirnya (dengan kenekatan yang tak seberapa) saya berani maju dan melabrak tembok, tapi sering kali saya jatuh terduduk mendapati bahwa tembok itu terlalu besar dibanding jiwa penakut saya. Dan akhirnya saya menangis sekali lagi.

Tapi memang benar, hidup tak selamanya tak berpihak pada manusia. Bahkan saya berani bilang, bahwa dia hanya menunggu waktu untuk meretakkan tembok besar itu. Dan saat itu terjadi, bahkan sebelum matamu sempat meneteskan air terakhirnya dan mengering, kau sudah dapati sentilan tanganmu mampu merobohkannya. Hanya sekejab mata.

Hati saya sedang penuh, dan jiwa saya tak lagi jenuh. Otak saya sedang luruh dalam riuh dan tubuh saya melebur seluruh. Saya, Yusni, si pemimpi yang tak seberapa ini, sedang tersenyum. Bukan karena mimpinya kembali teraih tangan, tapi karena matanya melihat bahwa mimpi memang tak pernah berbohong. Mata saya sedang melihat bagaimana tangan-tangan rapuh manusia yang dulu menggapai dengan terengah-engah kali ini mengepal kuat penuh harap. Ya, sekali lagi saya melihat bahwa hidup memang selalu berpihak pada dia yang tak pernah bermain-main dengannya. Hidup berpihak pada dia yang memegang mimpinya dan teguh pada kata-katanya.

Maka kali ini, biarpun tulisan saya tak berisi apa-apa, saya mau sampaikan rasa kagum saya pada semua kauan yang dengan kokoh berdiri pada mimpi, dengan teguh berpegang pada komitmen dan dengan rendah hati bersabar atas hambatan. Kalian lebih dari pemenang!

Siapa bilang kita harus berjuang mati-matian? Kita hanya perlu berjuang sekuat tenaga, tak perlu sampai mati.. karena ini bukan lagi peperangan kita. Mimpi adalah bunga hidup, jadi biarlah Sang Hidup yang merawatnya. Tunggulah waktu hingga bunga itu membuka kuncupnya dan matamu yang akan menjadi saksi bahwa kita memang lebih dari pemenang.

Tak perlu mati berjuang, kauan.. cukup sekuat tenagamu saja.
Saya menulis untuk mereka yang bersabar dan tak menyerah hanya karena kerikil terlalu banyak dilempar di jalan; mari berlatih agar tak mudah kita tersandung, tapi jangan pernah mau tergoda menghindarinya dan mencari jalan lain. Karena lari tak pernah menjadi jalan keluar, dan pergi tak pernah membuat masalah selesai. Kita bukan pengecut, kita ini pejuang yang sudah menang duluan! Hahahaha...

Saya Yusni, dan dengan bangga saya katakan bahwa saya bangga mengenal para pejuang hidup di sekitar saya.

2 comments: