hidup ga bisa ditebak, jadi tetaplah berlari!
(^_^)

Thursday, May 12, 2011

The Story Teller - ...anak angin, kita temenan yuu..

Saya selesai berjalan2 ke beberapa kota cantik Indonesia. Lalu saya bertemu banyak kawan, bermasalah dengan beberapa mereka dan berbaikan dengan yang lainnya. Memilih menjauh dengan beberapa dan memutuskan untuk mendekat dengan yang lain. Mencoba mempertaruhkan hati atas pilihan2 kecil dalam hidup saya, karena memang hidup seharusnya tidak dalam kotak.

Lalu seorang kawan membuah kesah, bahwa dewasa tidak pernah menyenangkan. Lalu si otak kacang berpikir, betulkah dewasa adalah kutukan dan kanak2 adalah berkat? Lalu bagaimana dengan mereka yg nyinyir melihat saya berotak kanak2 di dalam tubuh yang dewasa? Hanya sebuah pertanyaan sinting. Dan Adin menjawab...

Adin seketika melihat sebuah balon oranye sedang menyebrang jalan. Dengan gagahnya, ia menerobos barisan kendaraan yang sudah bosan menanti bubarnya antrian. Permasalahannya cuma satu, mobil2 dari arah berlawanan, melaju dengan amat cepatnya, dan tak melihat sang balon sedang berjalan. Adin merinding sendiri melihatnya. Bagaimana kalau balon itu tertabrak, lalu meledak? Balon kan lemah sekali, terkena kuku sedikit saja bisa...DORR! Sepertinya, balon itu masih anak2. Harusnya ia tidak boleh menyebrang sendiri. Kata ibu, anak2 harus dituntun orang dewasa kalau mau menyebrang jalan. Sebentar lagi pasti bakal ada kecelakaan lalu lintas deh...
(Dunia Adin - Sundea)

Bagi Adin, orang dewasa itu bodoh. Mereka tidak melihat anak balon susah payah nyebrang jalan. Bagi orang dewasa, Adin itu bodoh. Kok balon dipermasalahkan.
Bagi saya? Tak masalah siapa yang bodoh. Selama saya masih boleh bermain dengan kanak2 di dalam saya dan (saya janji) tetap menjadi dewasa saat dewasa adalah kebutuhan. Saya pikir bodoh bukan kata sifat yg tepat utk itu. Mungkin otak anak kecil terlalu kecil untuk orang dewasa sedang otak orang dewasa terlalu besar untuk dikelitiki dengan isi otak si kecil.
Bukan pembelaan, tapi bagi saya, hidup adalah perjalanan dan perjalanan selalu membuahkan jejak. Jejak kanak2 masih ada di hati saya, dan tidak bisa luntur. Saya menghargainya dan memandangnya sebagai cermin. Dan jika (hanya jika), seorang dewasa mau mengerti si kanak, maka kanak memilih untuk tetap di bawah naungan dewasa.

-Gudang Mimpi; ketika pagi masih sepi dan kanak masih bermimpi-
-Tuesday, December 28, 2010 at 6:44am-

No comments:

Post a Comment